cara manusia ingin Mencintai Rasulullah SAW
Oleh Dian ekki
Cinta
adalah sebuah ungkapan yang sangat indah dalam kehidupan manusia,
dengan cinta manusia bisa sengsara dan dengan cinta pula manusia bisa
bahagia, bahkan surga bisa diraih dengan cinta, yaitu cinta yang hakiki
kepada manusia terpilih Muhammad shallallahu `alaihi wasallam (SAW).
Seseorang
yang sedang jatuh cinta, biasanya akan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk mencari jalan bagaimana caranya agar yang dia cintai itu
membalas cintanya. Ia pasti akan berusaha mneghadirkan apa yang disukai
oleh yang dia cintai. Setelah dia tahu tentu saja dia akan berusaha
sekuat tenaga untuk memenuhinya sampai yang dia cintai itu membalas
cintanya. Bukan itu saja, dia juga akan selalu berusaha agar cinta yang
telah dia peroleh dengan susah payah itu tetap langgeng dan terus
meningkat. Jika dia cinta betul kepada seseorang, saya yakin dia selalu
berusaha mementingkan seseorang itu tanpa memperhatikan kepentingan
dirinya sendiri.
Mencintai Nabi SAW adalah kewajiban.
Sebaliknya, tidak mencintai beliau apalagi sampai membenci beliau
adalah sebuah kemaksiatan. Apalagi Allah SWT telah menyandingkan
kecintaan kepada Nabi SAW dengan kecintaan kepada-Nya. Allah bahkan
telah mencela orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya kepada
Allah dan Rasul-Nya:
"Katakanlah (wahai Muhammad),
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau
suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan
dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat
tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah
mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan
petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS at-Taubah : 24)."
Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari).
Fadilah (keutamaan) mencintai Rasulullah SAW
Banyak sekali keutamaan yang didapatkan kalau seseorang mencintai Rasulullah SAW, di antaranya:
1.
Cinta kepada Nabi SAW adalah bagian dari kesempurnaan iman dan cara
untuk mendapatkan kecintaan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadits : “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap
beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya
dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari)
2. Akan
bersama Rasulullah SAW di Akhirat, sebagaimana hadits yang diwayatkan
oleh Anas bin Malik RA, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW
tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi SAW, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku
mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa
bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka,
meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari)
3. Akan merasakan manisnya iman, sebagaimana Hadits dari Anas bin Malik ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: "Ada
tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan
merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya
melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya
karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana
benci untuk masuk ke dalam neraka."(HR. Bukhari).
Arti
manisnya iman sebagaimana yang telah disebutkan oleh para ulama adalah
merasakan lezatnya segala ketaatan dan siap menunaikan beban agama
serta mengutamakan itu daripada seluruh materi dunia.
Cara mencintai Rasulullah SAW
Banyak
orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu
hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta
Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena
Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah
menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allah
mencintai nabi dan kekasihNya Muhammad SAW, sehingga kecintaan kepada
Rasulullah SAW adalah cabang dari kecintaan terhadap Allah. Semua itu
telah dicontohkan oleh generasi terbaik sehingga sepatutnyalah manusia
yang ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan di akhirat mencontoh
mereka
Diantara cara mencintai Rasulullah SAW sesuai Syari`at Islam serta yang telah dicontohkan oleh para salaf ash-sholih adalah:
1. Mentauhidkan Allah
Hikmah
utama diutusnya rasul termasuk Nabi Muhammad SAW adalah untuk menyeru
manusia kembali kepada tauhid yang murni dan menentang syirik.
Sebagaimana Firman Allah SWT: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
di kalangan tiap-tiap umat seorang rasul (agar menyeru mereka).
Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhi Taghut.” (QS al-Nahl : 36)
2.
Mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjauhi larangannya, karena orang
yang mencintai seseorang, maka akan mentaatinya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa orang akan selalu taat kepada orang yang dicintainya,
dia berusaha melakukan apa saja yang diinginkan oleh sekasihnya dan
menghindari segala apa saja yang dibenci olehnya. Ia merasakan
kenikmatan dan kelezatan yang tidak terhingga. Begitu juga orang yang
mencintai Rasulullah SAW yang mulia, selalu berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk mengikuti jejak beliau, bersegera mewujudkan
perintah dan bersegera menjahui larangan beliau. Betapa banyak kita
dapatkan sikap-sikap indah yang tercermin dari perilaku sahabat yang
mulia dan jujur dalam mencintai Rasulullah SAW. Orang-orang pecinta
Rasulullah SAW bukan hanya sanggup meninggalkan suatu yang disenangi
saja bahkan mereka sanggup meninggalkan kebiasaannya bertahun-tahun
bahkan kebiasan yang mereka warisi secara turun-temurun, namun mereka
tidak menjadikan kebiasan itu sebagai hujjah untuk menentang perintah
Rasulullah SAW seperti sikap kebanyakan kaum muslimin zaman sekarang
ini. Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu
yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan". (QS. Al Anfaal (8): 24).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: "Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah". (QS al-Hasyr : 7).
3. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW, sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya." [QS Al-Ahzaab: 56].
Di dalam hadits yang diriwayatkan olehi Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah SAW. pernah bersabda: `Celakalah
orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau bershalawat kepadaku,
celakalah orang yang pada saat bulan Ramadhan datang, lalu berlalu
begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dan celakalah orang yang
mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapi tidak menjadikan ia
masuk surga." (HR. Tirmidz)
Bershalawat kepadanya
tidaklah lepas dari berbagai faedah dan manfaat karena bershalawat
kepada Nabi merupakan faktor diperolehnya berbagai kebajikan,
dikabulkannya berbagai do’a, mendapatkan syafa’at, shalawat Allah atas
hambanya, keabadian cinta Nabi dan tambahannya, dan selamat dari
kebakhilan.
4. Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya
benci, memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang
yang menyalahi sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua
perkara yang menyalahi Syariat. Allah swt berfirman: "Kamu tidak
akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan
Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu,
Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka..." (QS Al-Mujaadilah : 22).
5. Mencintai orang-0rang yang dicintai Nabi SAW
Antara
tanda cinta kepada Nabi SAW adalah mencintai mereka yang dicintai
baginda seperti isteri-isterinya, ahli keluarga (ahlu al-bait) dan
sahabatnya serta seluruh umat Islam yang berpegang teguh dengan ajaran
baginda.
6. Membenarkan berita-berita yang beliau sampaikan
Termasuk
prinsip keimanan dan pilarnya yang utama ialah mengimani kemaksuman
Nabi SAW dari dusta atau buhtan (fitnah) dan membenarkan segala yang
dikabarkan beliau tentang perkara yang telah berlalu, sekarang, dan
akan datang. Allah Ta’ala berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya
itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)
7.
Beribadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa ditambah-tambah ataupun dikurangi. Allah SWT
berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak.” (HR. Muslim)
8.
Mencintai beliau SAW di atas kecintaan kepada diri sendiri, keluarga
dan seluruh manusia, dalam rangka mengamalkan firman Allah: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al Ahdzab: 6)
Sehingga bersiap mengorbankan jiwa dan harta untuk kecintaan kepadanya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Tidaklah
sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di
sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan
tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada
mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak
ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak
(pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang
kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan
dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. At Taubah: 120)
9. Membela Rasulullah
SAW tatkala Beliau masih hidup, dan membela ajarannya setelah beliau
wafat. Dengan cara menghafal, memahami dan mengamalkan hadits-hadits
Nabi SAW. Juga menghidupkan sunnahnya dan menyebarkannya di masyarakat.
Dari `Umar bin `Abdul `Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm: "Perhatikanlah
mana yang merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis karena aku
khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama. Janganlah
engkau terima riwayat selain Hadits Nabi saw. dan hendaklah kalian
sebarkan ilmu Hadits ini dan hendaklah kalian duduk untuk
mempelajarinya sampai orang yang tidak tahu diajari sebab ilmu ini tidak
akan musnah sampai menjadi barang yang asing." (HR. Bukhari)
Demikianlah
sebahagian tanda dan bukti penting kecintaan kita kepada Rasulullah
SAW, semoga Allah memudahkan kita untuk memiliki dan merealisasikannya
dalam kehidupan kita.
Ya Allah Ya Rabbi, kurniakanlah
kami kalbu pecinta, cinta akan Rasul-Mu terkasih dengan
sebenar-benarnya cinta sejati, yang bukan hanya pengakuan namun berupa
pembuktian, yang menjadikan pertemuan dengannya sebagai sebuah
kerinduan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar