Jumat, 25 September 2015

laporan kunjungan ke KARANG SAMBUNG KEBUMEN





1. Desa Totogan
Desa Totogan,yang terletak di Kec.Karang Sambung merupakan desa yang memiliki kekayaan alam dan pemandangan yang  indah.Apabila kita menghadap tepat ke arah dimana terdapat dua buah bukit yang di tengahnya di selingi oleh dua buah tiang atau menara.
Apabila kita melihat dari arah timur,terlihat jelas perbedaan morfologi antara perbukitan di sebelah utara (pratersier) dan selatan (tersier). Diduga, dulu bukit tersebut menyambung akan tetapi setelah mengalami beberapa proses termasuk proses eksogen & endogen akhirnya menghasilkan bentukan yang berbeda seperti sekarang ini. Hal ini merupakan hasil dari proses pembalikan relief dimana suatu bentukan yang tadinya berupa antiklin menjadi sinklin, begitupun sebaliknya sinklin berubah menjadi antiklin. Diduga disini terjadi tubrukan antar lempeng ,yang kemudian karena tekanan yang sangat kuat mengakibatkan terjadi patahan.
Bukit disebelah utara bentuknya tidak teratur ,memiliki lereng  yang curam &batuan yang campur-campur/melange,batuan yang dominan adalah batu lempung. Sedangkan  bukit di sebelah selatan memiliki bentuk yang lebih teratur,memiliki lereng yang landai & batuan yang sejenis (sedimen),batuan yang dominan batu pasir dan breksi. Mengapa perbukitan di utara dan selatan berbeda?
 Karena bukit sebelah utara mengalami proses endogen dan eksogen yang lebih kuat dibanding sebelah selatan. Bukit sebelah utara memiliki ujung yang curam sehingga erosi yang terjadi cenderung besar,sedangkan bukit diselatan lerengnya landai mengakibatkan erosi yang terjadi tidak terlalu kuat.



2. Batuan serpentinit di Desa Pucangan,Kec.Sadang
Batuan berwarna hijau gelap mengkilap adalah Serpentinit. Serpentinit merupakan batuan ubahan dari batuan ultra basa berwarna gelap hasil pembekuan magma pada kerak samudera. Terjadinya batuan ini melalui dua fase, fase pertama terjadi saat batuan ini bersentuhan dengan lingkungan laut, sedangkan fase kedua terjadi pada saat masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.
Dari segi tekstur kristal ,serpentinit memiliki tekstur fenerik yaitu memiliki kristal yang besar-besar dan dapat dilihat dengan mata biasa. Dari segi perlapisan,serpentinit memiliki tekstur Non-Foliasi, yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis.
Batuan serpentinit mengandung mineral serpentin dan merupakan rubahan dari batuan beku perodetit menjadi serpentinit.Batuan ini merupakan pondasi lempeng samudra sehingga hanya terletak di dalam samudra.
Keistimewaan dari batuan ini yaitu batuan ini dapat di manfaatkan sebagai bahan bangunan yaitu asbestes, akan tetapi penggunaan asbestes ini juga dapat berdampak negatif karena menurut beberapa ahli dapat menimbulkan penyakit kanker.


3.                Watu Kelir
Terdapat di desa Kali Muncar,Kec.Sadang. Batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi.
Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong.
Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya.
Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekar
 an dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah  laut.
Cara membedakan lapisan rijang dan lapisan gamping merah yaitu dengan di tetesi HCL apabila lapisan tersebut bereaksi berarti lapisan gampung merah, apabila tidak bereaksi merupakan lapisan rijang.




3.                Batuan filit di kaki bukit Sipako
 
Untuk mencapai tempat ini harus berjalan kaki dengan medan yang cukup miring dan berbatu.Di kaki bukit Sipako ini mengalir sungai luk ulo.
Batuan filit (warna hitam)berasal dari lempung hitam yang sudah kaya akan karbon (C).

Prosesnya berwal dari daerah palung , kemudian masuklah mineral-mineral organic terutama karbon, kemudian lempeng samudera masuk zona subduksi, kemudian menerima panas dan tekanan, kemudian berubah menjadi filit. Batuan ini memiliki microfault (sesar minor) yaitu adanya garis lekukan-lekukan pada batuan berukuran kecil.

Yang kedua batuan sekis mika, batuan ini berasal dari mineral asam lempeng benua. Batuan ini berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini dan merupakan batu tertua yang tersingkap di Pulau Jawa.. Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki nilai ilmiah tinggi karena membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung. Dikawasan ini terdapat berbagai macam batuan








4.    Gunung Parang
Batuan yang terdapat di gunung parang adalah batuan beku dalam(instrusif). Di gunung parang terdapat tiang yang berbentuk seperti balok-balok yang di namakan kekar(rekahan) tiang. Tiang ini juga di namakan sill yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut karena proses pembentukannya ialah tiang tersebut tegak lurus dengan bidang lapisannya. Di gunung ini juga terdapat magmatisme yang menghasilkan vulkanisme. Proses magmatisme menghasilkan batuan diabas dan andesit(batuan yang besar).
Secara geologis Gunung Parang (Gunung Wurung) disebutkan terbentuk oleh batuan intrusi. Batuan intrusi adalah materi batuan yang sebelumnya berupa bahan cair, pijar, dan panas berasal dari magma di perut bumi yang hendak menerobos permukaan namun keburu membeku sebelum muncul ke permukaan.
Gunung ini boleh dikatakan batal (wurung) menjadi gunung api karena terbentuk hanya di bawah permukaan. Batuannya disebut sebagai batu diabas yang dicirikan oleh butiran mineral plagioklas berwarna putih.
Sekarang gunung parang ditambang oleh warga sekitar. seperti yang terlihat dalam gambar





5.    Bengkel geologi
Di kampus LIPI ini terdapat sebuah bengkel yang didalamnya terdapat berbagai souvenir dan terdapat alat yang di gunakan untuk membuat batu akik. Di bengkel ini menyediakan berbagai macam bongkahan batuan yang sudah di haluskan maupun yang masih dalam bentuk aslinya.

6.       Museum geologi
 
Selain bengkel geologi ,di Kampus LIPI juga terdapat museum yang berisi berbagai macam batuan dan fosil biota laut serta tumbuhan yang telah mengeras. Di sini terdapat berbagai jenis batuan beku ,sedimen dan metamorf. Selain itu terdapat model bentukan bumi sehingga terlihat jelas lapisan-lapisan bumi

.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar