1. Desa Totogan
Desa
Totogan,yang terletak di Kec.Karang Sambung merupakan desa yang memiliki
kekayaan alam dan pemandangan yang indah.Apabila
kita menghadap tepat ke arah dimana terdapat dua buah bukit yang di tengahnya
di selingi oleh dua buah tiang atau menara.
Apabila
kita melihat dari arah timur,terlihat jelas perbedaan morfologi antara
perbukitan di sebelah utara (pratersier) dan selatan (tersier). Diduga, dulu
bukit tersebut menyambung akan tetapi setelah mengalami beberapa proses
termasuk proses eksogen & endogen akhirnya menghasilkan bentukan yang
berbeda seperti sekarang ini. Hal ini merupakan hasil dari proses pembalikan
relief dimana suatu bentukan yang tadinya berupa antiklin menjadi sinklin,
begitupun sebaliknya sinklin berubah menjadi antiklin. Diduga disini terjadi
tubrukan antar lempeng ,yang kemudian karena tekanan yang sangat kuat
mengakibatkan terjadi patahan.
Bukit
disebelah utara bentuknya tidak teratur ,memiliki lereng yang curam &batuan yang
campur-campur/melange,batuan yang dominan adalah batu lempung.
Sedangkan bukit di sebelah selatan
memiliki bentuk yang lebih teratur,memiliki lereng yang landai & batuan
yang sejenis (sedimen),batuan yang dominan batu pasir dan breksi. Mengapa
perbukitan di utara dan selatan berbeda?
Karena bukit sebelah utara mengalami proses
endogen dan eksogen yang lebih kuat dibanding sebelah selatan. Bukit sebelah
utara memiliki ujung yang curam sehingga erosi yang terjadi cenderung besar,sedangkan
bukit diselatan lerengnya landai mengakibatkan erosi yang terjadi tidak terlalu
kuat.
2. Batuan
serpentinit di Desa Pucangan,Kec.Sadang
Batuan
berwarna hijau gelap mengkilap adalah Serpentinit. Serpentinit merupakan batuan
ubahan dari batuan ultra basa berwarna gelap hasil pembekuan magma pada kerak
samudera. Terjadinya batuan ini melalui dua fase, fase pertama terjadi saat
batuan ini bersentuhan dengan lingkungan laut, sedangkan fase kedua terjadi
pada saat masuk zona tunjaman dan terangkat ke permukaan bumi.
Dari
segi tekstur kristal ,serpentinit memiliki tekstur fenerik yaitu
memiliki kristal yang besar-besar dan dapat dilihat dengan mata biasa. Dari segi perlapisan,serpentinit memiliki tekstur Non-Foliasi,
yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis.
Batuan
serpentinit mengandung mineral serpentin dan merupakan rubahan dari batuan beku
perodetit menjadi serpentinit.Batuan ini merupakan pondasi lempeng samudra
sehingga hanya terletak di dalam samudra.
Keistimewaan
dari batuan ini yaitu batuan ini dapat di manfaatkan sebagai bahan bangunan
yaitu asbestes, akan tetapi penggunaan asbestes ini juga dapat berdampak
negatif karena menurut beberapa ahli dapat menimbulkan penyakit kanker.
3.
Watu
Kelir
Terdapat di
desa Kali Muncar,Kec.Sadang. Batuan sedimen
ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi
fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh
proses geologi.
Batuan sedimen
berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat
layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat
masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan
beku yang bentuknya mirip kenong dan gong.
Batuan sedimen
merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi
fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar
samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi
menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya.
Batuan beku di
bagian atasnya adalah lava basal
dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekar
an
dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah
bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.
Cara
membedakan lapisan rijang dan lapisan gamping merah yaitu dengan di tetesi HCL
apabila lapisan tersebut bereaksi berarti lapisan gampung merah, apabila tidak
bereaksi merupakan lapisan rijang.
3.
Batuan
filit di kaki bukit Sipako
Untuk mencapai
tempat ini harus berjalan kaki dengan medan yang cukup miring dan berbatu.Di
kaki bukit Sipako ini mengalir sungai luk ulo.
Batuan filit
(warna hitam)berasal dari lempung hitam yang sudah kaya akan karbon (C).
Prosesnya
berwal dari daerah palung , kemudian masuklah mineral-mineral organic terutama
karbon, kemudian lempeng samudera masuk zona subduksi, kemudian menerima panas
dan tekanan, kemudian berubah menjadi filit. Batuan ini memiliki microfault
(sesar minor) yaitu adanya garis lekukan-lekukan pada batuan berukuran kecil.
Yang kedua batuan sekis mika, batuan
ini berasal dari mineral asam lempeng benua.
Batuan ini berkilauan ketika tertimpa sinar matahari ini dan merupakan batu
tertua yang tersingkap di Pulau Jawa.. Batuan alas Pulau Jawa ini memiliki
nilai ilmiah tinggi karena membuktikan bahwa sejak zaman itu telah terjadi
tumbukan lempeng samudra dengan lempeng benua di kawasan Karangsambung. Dikawasan
ini terdapat berbagai macam batuan
4.
Gunung
Parang
Batuan
yang terdapat di gunung parang adalah batuan beku dalam(instrusif). Di
gunung parang terdapat tiang yang berbentuk seperti balok-balok yang di namakan
kekar(rekahan) tiang. Tiang ini juga di namakan sill yaitu magma menyusup di
antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut
karena proses pembentukannya ialah tiang tersebut tegak lurus dengan bidang
lapisannya. Di gunung ini juga terdapat magmatisme yang menghasilkan
vulkanisme. Proses magmatisme menghasilkan batuan diabas dan andesit(batuan
yang besar).
Secara geologis Gunung Parang
(Gunung Wurung) disebutkan terbentuk oleh batuan intrusi. Batuan intrusi adalah
materi batuan yang sebelumnya berupa bahan cair, pijar, dan panas berasal dari
magma di perut bumi yang hendak menerobos permukaan namun keburu membeku
sebelum muncul ke permukaan.
Gunung ini boleh dikatakan batal
(wurung) menjadi gunung api karena terbentuk hanya di bawah permukaan. Batuannya
disebut sebagai batu diabas yang dicirikan oleh butiran mineral plagioklas
berwarna putih.
Sekarang gunung parang ditambang
oleh warga sekitar. seperti yang terlihat dalam gambar
5.
Bengkel
geologi
Di kampus LIPI
ini terdapat sebuah bengkel yang didalamnya terdapat berbagai souvenir dan
terdapat alat yang di gunakan untuk membuat batu akik. Di bengkel ini
menyediakan berbagai macam bongkahan batuan yang sudah di haluskan maupun yang
masih dalam bentuk aslinya.
6.
Museum
geologi
Selain
bengkel geologi ,di Kampus LIPI juga terdapat museum yang berisi berbagai macam
batuan dan fosil biota laut serta tumbuhan yang telah mengeras. Di sini terdapat
berbagai jenis batuan beku ,sedimen dan metamorf. Selain itu terdapat model
bentukan bumi sehingga terlihat jelas lapisan-lapisan bumi
.